Hadits Tentang Mengejar Dunia – Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang terjebak dalam perlombaan mengejar dunia. Kekayaan, harta benda, popularitas, dan kemewahan sering kali menjadi tujuan hidup yang dianggap utama. Namun, Islam memiliki pandangan berbeda mengenai dunia dan bagaimana seharusnya kita memposisikan diri terhadapnya.
Agama ini menekankan pentingnya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Salah satu sumber utama yang menjadi pedoman umat Islam dalam hal ini adalah hadits, ajaran Nabi Muhammad SAW, yang memberikan petunjuk jelas tentang bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi kehidupan dunia. Artikel ini akan mengulas secara mendalam beberapa hadits tentang mengejar dunia dan apa makna sebenarnya dari ajaran tersebut.
Pentingnya Memahami Kehidupan Dunia Menurut Islam
Dalam Islam, dunia tidak sepenuhnya ditinggalkan, tetapi tidak pula menjadi tujuan akhir. Allah SWT menciptakan dunia sebagai tempat sementara untuk menguji manusia sebelum memasuki kehidupan yang lebih abadi, yaitu akhirat. Al-Qur’an menyebutkan dalam Surah Al-Hadid ayat 20:
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan…”
Ayat ini mengingatkan bahwa kehidupan dunia hanyalah sesuatu yang bersifat sementara dan sering kali melalaikan manusia dari tujuan sejati, yakni beribadah kepada Allah dan mempersiapkan diri untuk akhirat. Hadits-hadits Nabi SAW memperkuat pesan ini, mengajarkan umat Islam untuk tidak terlalu terikat dengan dunia.
Hadits Tentang Mengejar Dunia
1. Menyadari Keterbatasan Dunia
Salah satu hadits tentang mengejar dunia yang paling sering dikutip terkait dengan mengejar dunia berasal dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Jadilah di dunia seakan-akan kamu adalah orang asing atau seorang pengembara.” (HR. Bukhari)
Hadits tentang mengejar dunia mengandung pesan yang sangat mendalam. Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk hidup di dunia dengan sikap seperti seorang pengembara, yang tidak menjadikan dunia sebagai tempat tinggal yang tetap. Seorang pengembara selalu sadar bahwa perjalanannya belum selesai, dan tujuan akhirnya bukan di tempat dia singgah sementara.
2. Kehidupan Dunia dan Akhirat
Nabi SAW juga mengajarkan tentang pentingnya memprioritaskan kehidupan akhirat di atas dunia. Dalam sebuah hadits tentang mengejar dunia yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, Allah akan menjadikan kefakiran di depan matanya dan menjadikan urusannya kacau, serta dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya, Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, menyatukan urusannya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini menekankan bahwa mengejar dunia semata-mata akan menghasilkan ketidakpuasan dan kekacauan hidup. Sebaliknya, jika seseorang fokus pada akhirat, Allah akan memberi kedamaian dalam hatinya dan dunia akan mengikuti dengan sendirinya. Ini adalah pengingat bagi umat Islam untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.
Hadits tentang Kebahagiaan dan Kesederhanaan
Dalam Islam, kebahagiaan sejati tidak diukur dari seberapa banyak harta yang dimiliki. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menekankan bahwa harta yang berlimpah bukanlah ukuran kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati terletak pada kekayaan hati, yakni perasaan cukup dan puas dengan apa yang dimiliki. Orang yang hatinya kaya akan selalu merasa damai, meskipun secara materi mungkin dia tidak memiliki banyak harta.
Baca Juga: Hidup Lebih Tenang? Ini! 5 Cara Bersyukur Kepada Allah
Peringatan terhadap Cinta Dunia
Salah satu hadits tentang mengejar dunia yang kuat memberikan peringatan tentang bahaya cinta dunia adalah:
“Akan datang suatu masa di mana umat manusia akan dikuasai oleh cinta dunia dan takut mati. Ketika itulah umat Islam akan menjadi lemah.” (HR. Abu Dawud)
Hadits ini menggambarkan bahwa cinta dunia yang berlebihan dapat menyebabkan umat Islam menjadi lemah dan kehilangan arah. Cinta dunia yang dimaksud adalah keterikatan yang mendalam pada hal-hal duniawi, sehingga melupakan tanggung jawab terhadap agama dan akhirat.
Bahaya Mengejar Dunia Secara Berlebihan
Mengejar dunia secara berlebihan memiliki banyak dampak negatif, baik dari segi spiritual maupun mental. Berikut adalah beberapa dampak buruk dari kecenderungan ini:
1. Lalai dari Akhirat
Terlalu fokus mengejar dunia dapat membuat seseorang lalai dari tujuan akhir hidup, yaitu persiapan untuk kehidupan setelah mati. Ini bisa menyebabkan penurunan ibadah, pengabaian nilai-nilai moral, dan hilangnya keseimbangan dalam menjalani kehidupan.
2. Stres dan Depresi
Orang yang hanya fokus pada dunia sering kali menghadapi tekanan untuk terus mengejar kekayaan, status, dan materi lainnya. Tekanan ini bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi karena keinginan yang tak pernah terpenuhi.
3. Hilangnya Kepedulian Sosial
Dalam banyak kasus, mengejar dunia secara berlebihan dapat membuat seseorang menjadi egois dan acuh terhadap kebutuhan orang lain. Ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya saling membantu dan peduli sesama.
Mengapa Akhirat Harus Menjadi Prioritas?
Salah satu alasan mengapa akhirat harus diprioritaskan adalah karena kehidupan di akhirat bersifat kekal, sementara dunia hanyalah sementara. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 64)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia tidak lebih dari permainan yang sementara, sementara akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya.
Orang yang menjadikan akhirat sebagai prioritas utama akan lebih fokus pada amalan yang mendapatkan ridha Allah. Hal ini meliputi meningkatkan ibadah, membantu sesama, dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam. Kesenangan dunia tidak ada artinya dibandingkan dengan kebahagiaan yang didapatkan dari ridha Allah.
Kesimpulan
Hadits tentang mengejar dunia mengajarkan umat Islam untuk hidup dengan bijak dan tidak terjebak dalam godaan duniawi. Dunia ini hanyalah tempat sementara yang seharusnya kita manfaatkan untuk beribadah dan berbuat baik, bukan untuk dikejar dengan segala cara.
Islam mengajarkan keseimbangan, yakni menjalani kehidupan dunia tanpa melupakan akhirat, dan menjadikan akhirat sebagai tujuan utama. Dengan memprioritaskan akhirat, seseorang akan mendapatkan ketenangan, kebahagiaan, dan kehidupan yang lebih terarah, serta mendapatkan balasan terbaik di kehidupan selanjutnya.